Monday, June 29, 2009

Design Prangko Adalah Ikon Budaya Yang Terlupakan

Dari sekian banyak komunitas,mungkin komunitas filateli yang paling sedikit peminatnya.Tapi soal fanatisme, jangan diragukan lagi.

Komunitas ini mengusung idealisme membudayakan tulis-menulis melalui surat atau sekadar mengenang memorabilia suatu kejadian yang pantas diabadikan dalam design kertas kotak mungil itu. Memang, dari selembar prangko, ternyata kita bisa punya banyak pengalaman.

Setidaknya, dari prangko itu kita bisa menambah ilmu.Hanya dari kolektor prangko, orang sering memanfaatkan gambar-gambar dalam design prangko itu untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu pengetahuan seperti geografi,sejarah,flora,fauna.

Tema yang diambil pada kegiatan Jakarta 2008, 22nd Asian International Stamp Exhibition itu pun cukup unik,yaitu Philately, a Bridge to Friendship among Men,tentu sangat sesuai dengan prinsip-prinsip dan falsafah yang diemban para filatelis. Para kolektor prangko tersebut memang tidak saja mengoleksi hanya sekadar pajangan. Lebih dari itu,sebuah persahabatan bisa terjalin hanya dengan barter prangko.

Pameran bertaraf internasional yang diikuti berbagai perwakilan stamp dealers dari berbagai negara berlangsung 23–28 Oktober 2008. Pada kegiatan ini, juga ada ajang kompetisi yang menghadirkan 350 orang peserta,dengan perincian 212 orang dari kelas internasional,78 orang kelas nasional,60 orang perwakilan dari stamp dealers,.

Selain itu,sekitar puluhan ”pedagang prangko” bukan hanya dari kawasan Asia-Pasifik, melainkan juga dari Eropa akan membuka gerai penjualan benda-benda filateli mereka di pameran ini.

Menkominfo M Nuh saat memberikan sambutan pembukaan mengatakan,forum filateli sebagai wadah yang mampu memberikan harapan untuk saling bertukar pandangan pada bidang filateli dalam banyak aspek yang berbeda.Pun pada 2008 tersebut,Indonesia sedang menggalakkan kampanye Visit Indonesian Year.

Dengan harapan, citra Indonesia yang tertoreh dalam design prangko tersebut dapat membangkitkan wisatawan untuk datang ke Indonesia. Selama lima hari tersebut,PT Pos Indonesia juga meluncurkan joint stamp dengan Turki. Sekitar 1200 frame koleksi design prangko dari 24 negara di Asia-Pasifik yang dikompetisikan, tampil dengan banyak keunikannya.Sebut saja antara lain koleksi dari salah satu boothyang khusus memberi label produk prangkonya dengan amazing stamp.

Di stan ini,ditampilkan design kumpulan-kumpulan prangko yang dibentuk bergambar calon Presiden Amerika Serikat Barrack Obama serta Albert Einstein,yang dipajang dalam sebuah bingkai besar.

Thursday, June 18, 2009

Proses Design Logo Google

Design logo Google ini merupakan pernyataan bahwa Google senang membuat segala sesuatunya sederhana dan mudah. Setiap orang hampir sudah pasti mengenal logo Google yang sederhana, minimalis, dinamis dan modern. Tetapi sangat sedikit yang mengenal siapa yang mendesign logo tersebut dan bagaimana proses kreatif yang terjadi dibalik design logo search engine nomor satu dijagad internet.

Kebanyakan orang menyangka bahwa para pendiri Google sendirilah yang mendesign logo perusahaannya, dugaan mendesign logo sendiri ini sudah barang tentu salah. Sergei Brin adalah seorang ahli matematika yang sejak awal tertarik pada data mining sedangkan Larry Page adalah rekan sesama mahasiswa S3 yang ahli komputer. Pada awal pertemuan mereka selalu terlibat dalam permusuhan sengit (menurut rekan-rekan mereka) dalam perumusan data mining melalui hubungan link antar halaman web, mereka berdua selalu melihat ketidaksempurnaan dalam perumusan yang dibuat oleh rekan mereka, sampai suatu ketika mereka berdua memutuskan memindahkan penelitian kesebuah garasi pinjaman dari seorang saudara Sergei Brin dan akhirnya menjadi search engine nomor satu.

Logo google ini dibuat pada saat-saat akhir sebelum peluncuran oleh sahabat mereka, asisten profesor seni pada Standford University, Ruth Kedar. Para pendiri Google ini terkenal senang merekrut atau memakai keluarga dan sahabat-sahabat mereka untuk urusan bisnis.

Proses design logo ini dimulai dengan sebuah visi yang sederhana dari para pendirinya yaitu bahwa mereka ingin membuat sebuah logo yang menyenangkan tanpa adanya sebuah item, barang, benda apapun yang dapat dikenali atau diidentifikasi yang pada akhirnya akan membatasi Google itu sendiri. Pada awalnya mereka juga tidak memiliki visi mengenai kemana perusahaan mereka akan dibawa bahkan mereka memasukkan tagline “Google does not do horoscopes, financial advice or chat”, yang pada akhirnya tidak pernah muncul sama sekali.

Baca lebih lengkap mengenai: Proses Design Logo Google

  ©Blogspot Design By Pensil Warna Design.

TOPO