Wednesday, March 17, 2010

Pentas Tari Kontemporer di Tembi Rumah Budaya

Sekitar lima menit telinga para penonton digempur oleh suara mirip pukulan palu di atas lembaran logam. Sebagian penonton mulai mengeluh sakit telinganya. Sementara seorang perempuan bule asyik meliuk-liuk, meloncat dan memutar tubuh diantara empat buah saka guru pendopo Tembi Rumah Budaya, Bantul, Yogyakarta, Sabtu (27/3) malam. Selain mengeluh sakit telinga, sebagian penonton mengaku tak mengerti arti gerakan-gerakan yang dibawakan perempuan itu. “Memang tidak ada artinya. dia hanya memperagakan gerakan-gerakan dasar tari kontemporer barat,” jelas Bambang Paningron, penyelenggara acara, kepada Tempo.

Perempuan bule itu adalah Katerina Valdivia Bruch, seorang penari kontemporer asal Jerman. Ia sedang membawakan tari hasil kreasinya sendiri berjudul Frame. Tarian ini merupakan sebuah eksplorasi bagaimana tubuh beradaptasi untuk bergerak di ruangan terbatas. Itu sebabnya, Bruch sering terlihat membuat gerakan-gerakan kecil dengan kedua tangannya dalam posisi tubuh berjongkok. Hanya sesekali ia melompat atau memutar tubuh.

Sebelumnya, tiga penari Tembi Dance Company yang beranggotakan Mila Rosinta, Sekar Kinanti Rahina dan Made Dyah Agustina tampil ke atas pentas membawakan tarian berjudul Nafas. Seluruh gerak dan komposisi tarian Nafas ditangani oleh Katerina Valdivia Bruch. Gerak pada tarian ini terinspirasi oleh nafas dan gerak tubuh alamiah.

Tarian Nafas diawali dengan tiga penari duduk bersimpuh dengan sebuah lampu senter dijepit diantara lututnya. Dalam kondisi panggung gelap, penari membuat gerakan-gerakan dengan kedua telapak tangan diatas sorot lampu senter. Saat lampu panggung menyala penuh, ketiga penari membuat kompisi gerak khas tarian balet : berguling di lantai, meloncat dan memutar tubuh dengan satu tumpuan kaki.

Ketiga penari Tembi Dance Company ini juga memperagakan gerakan-gerakan dasar tari kontemporer barat yang mereka peroleh dari Bruch. Slama tiga bulan Bruch tinggal di Bantul dan memberikan worskshop tentang dasar-dasar tari kontemporer barat kepada Tembi Dance Company. “Materi yang diberikan adalah dasar-dasar tari kontemporer barat ala Martha Graham,” jelas Bambang Paningron.

Menurut Paningron, kedatangan Bruch ke Bantul memang untuk memberi dasar-dasar tari kontemporer barat kepada Tembi Dance Company. Para anggota Tembi Dance Company yang juga mahasiswa jurusan senitari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini pada dasarnya sudah menguasai tari-tarian tradisi.

“Workshop ini sebenarnya bagian dari persiapan Tembi Dance Company untuk menjadi penari profesional. Saat ini mereka sedang dalam taraf pengayaan gerak. Diharapkan nantinya akan lahir komposisi tari yang menggabungkan antara gerakan tari kontemporer barat dengan gerakan tari tradisi,” jelas Bambang Paningron.

  ©Blogspot Design By Pensil Warna Design.

TOPO